Mengungkap sejarah olahraga bulu tangkis

antarafoto-emas-bulutangkis-paralimpiade-02092024-04 Mengungkap sejarah olahraga bulu tangkis

Jakarta (ANTARA) –

Bulu tangkis merupakan salah satu cabang olahraga populer yang juga dipertandingkan di tingkat internasional yaitu Olimpiade.

Bulutangkis merupakan olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (tunggal) atau empat orang (ganda) di lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net.

Dalam bulutangkis, pemain memukul shuttlecock atau kok gunakan raket untuk melewati net di tengah lapangan dan jatuh ke area lawan. Poin diberikan ketika shuttlecock berhasil jatuh di lapangan lawan atau ketika lawan gagal memukul shuttlecock lagi.

Selain stamina yang kuat, bermain bulu tangkis juga memerlukan ketangkasan mata dan tangan untuk melihat dan memukul shuttlecock saat mendekati lapangan pemainnya. Bulu tangkis dapat dimainkan baik di dalam maupun di luar ruangan.

Sejarah bulutangkis

Perkembangan bulu tangkis dimulai sekitar 2000 tahun yang lalu di Mesir Kuno, namun bulu tangkis juga diketahui berasal dari India dan Republik Rakyat Tiongkok.

Bulu tangkis terinspirasi dari permainan Cina Jianzi, sebuah permainan yang menggunakan shuttlecock tetapi bukan raket, dan menggunakan kaki atau badan lain sebagai pengganti lengan.

Yang disebut permainan anak-anak pejuang Dan Kok telah sangat populer di Inggris sejak Abad Pertengahan. Saat itu, anak-anak biasanya menggunakan dayung atau tongkat untuk menjaga agar shuttlecock tetap melayang di udara dan tidak menyentuh tanah.

Ketika gambar permainan tersebut dipublikasikan pada tahun 1854, gambar tersebut menjadi sangat populer sehingga menjadi pemandangan sehari-hari di jalanan London.

Pada masa penjajahan di Asia, Inggris membawa bulu tangkis ke Jepang, Cina dan Siam (sekarang Thailand). Bulu tangkis kemudian menjadi permainan anak-anak yang populer di daerahnya.

Dengan menambah jaring dan bermain melawan satu sama lain, perwira Angkatan Darat Inggris menciptakan olahraga bulu tangkis di Pune, India pada abad ke-19. Bulu tangkis awalnya bernama Pune, diambil dari nama kota Pune, yang sebelumnya dikenal dengan nama tersebut.

Pada tahun 1850, tentara kembali dengan permainan ini ke Inggris. Pada tahun 1860, penjual mainan Inggris Isaac Spratt menulis pamflet berjudulBadminton Battledore – permainan baruatau artinya “Battledor Badminton adalah permainan baru” sehingga dikenal dengan sebutan bulutangkis.

Pamflet tersebut menjelaskan bahwa permainan tersebut dimainkan di tanah milik Duke of Beaufort di Gloucestershire, Inggris, yang dikenal sebagai Rumah Bulu Tangkis atau aula bulutangkis.

Bath Badminton Club menulis peraturan pertama dalam sejarah bulu tangkis pada tahun 1877. Asosiasi Bulu Tangkis Inggris didirikan pada tahun 1893, dan turnamen internasional pertama, Kejuaraan Seluruh Inggris, diadakan pada tahun 1899.

Pada tahun 1934, olahraga bulu tangkis menyebar ke seluruh dunia dan dibentuk oleh sebuah federasi dengan terbentuknya International Badminton Federation (IBF), kemudian berganti nama menjadi Badminton World Federation (BWF) pada tahun 2006 dan hingga saat ini masih demikian.

Sejarah bulu tangkis di Indonesia

Saat ini bulu tangkis merupakan olahraga yang tersebar luas dan digemari di seluruh dunia, khususnya di Indonesia.

Bulu tangkis pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 1930. Selanjutnya, Bataviase Badminton Bond dan Liga Bulu Tangkis Bataviase didirikan pada tahun 1933 sebagai organisasi bulu tangkis Indonesia. Tak lama kemudian, kedua organisasi tersebut bergabung dan menjadi satu organisasi bulutangkis Indonesia.

Di pulau Jawa, Indonesia menjadi tuan rumah beberapa kompetisi bulutangkis pada tahun 1934, yang sebagian besar diadakan di kota Bandung, Jawa Barat. Diselenggarakannya kompetisi bulutangkis menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia tertarik dan menyukai olahraga ini.

Wartawan : Putri Atika Chairulia
Editor : Alviansya Pasaribu
Hak Cipta © ANTARA 2024

Share this content:

Post Comment

You May Have Missed