Cara main tenis meja, olahraga yang populer sejak zaman Victoria

antarafoto-pon-xxi-aceh-sumut-perempat-final-tenis-meja-beregu-putri-110924-riv-4 Cara main tenis meja, olahraga yang populer sejak zaman Victoria

Jakarta (ANTARA) –

Tenis meja disebut juga pingpong adalah olahraga yang dimainkan di atas meja dengan menggunakan raket (taruhan) dan bola-bola kecil.

Tenis meja dapat dimainkan oleh dua orang di nomor tunggal atau dua pasangan di nomor ganda. Olahraga ini dapat dilakukan oleh pria dan wanita, serta perwakilan dari berbagai kelompok umur: dari anak-anak hingga orang dewasa.

Tenis meja sangat populer karena peraturannya yang mudah dipahami dan tidak terlalu sulit dipelajari. Pemain dapat memukul bola melewati meja yang dipisahkan oleh jaring.

Tujuan pingpong adalah mencetak poin tanpa membiarkan lawan mengembalikan bola. Setiap pemain melakukan servis dan rapat umum sampai lawan mampu mengembalikan bola dengan benar.

Cara bermain tenis meja

Tenis meja dimainkan di meja datar dengan dua pemain (tunggal) atau empat pemain (ganda). Menurut buku Bebbie Oktara, Cabang-cabang Tenis Meja, berikut cara bermain tenis meja.

1. Peralatan

Pemain membutuhkan meja tenis meja, jaring, dua raket, dan sebuah bola kecil. Meja khusus tenis meja ini memiliki dimensi standar: panjang 2,74 meter, lebar 1,525 meter, dan tinggi 76 cm.

Terdapat kisi-kisi di tengah meja yang memisahkan area setiap pemain.

Bola tenis meja terbuat dari selulosa dan tidak mengkilat. Bola pingpong biasanya berukuran diameter 28,2–37,2 milimeter dan berat sekitar 2,4 gram.

Sedangkan raket biasanya terbuat dari kayu dan gagangnya dilapisi karet.

2. Aturan dasar

Permainan dimulai dengan servis. Pemain harus terlebih dahulu memantulkan bola ke sisi mejanya sebelum melemparkannya melewati net ke sisi lawannya.

Setelah melakukan servis, pemain bergantian memukul bola. Bola harus memantul satu kali ke sisi meja sebelum melewati jaring.

Lawan harus mengembalikan bola dengan satu pukulan sebelum bola memantul dari mejanya sebanyak dua kali.

Setelah melakukan servis, lawan harus mengembalikan bola dengan cara memantulkannya ke mejanya sebelum melewati net. Setiap pemain harus memukul bola dengan raketnya.

Poin diberikan bila lawan gagal mengembalikan bola dengan benar. Bola harus memantul dari meja sebelum melewati jaring.

3. Evaluasi

Permainan biasanya dimainkan dalam format terbaik dari lima atau tujuh set terbaik. Setiap set dimenangkan oleh pemain pertama yang mencapai 11 poin, dengan syarat ia harus unggul minimal 2 poin.

4. Metode dasar

Pemain menggunakan teknik tangan depan (mengayunkan raket dengan tangan dominan) dan pukulan punggung (ayunkan raket dengan tangan nondominan) untuk memukul bola. Ditambahkan memutar memukul bola mungkin akan menyulitkan lawan untuk membalasnya. Pemain bisa menguasai tekniknya putaran atas, putaran belakang, atau belokan samping.

5. Strategi

Menggunakan variasi kecepatan dan memutar, serta mengincar titik lemah lawan di meja merupakan strategi penting untuk memenangkan permainan.

Tenis meja tidak hanya soal kecepatan dan ketepatan, tapi juga soal strategi dan konsentrasi. Dengan latihan dan teknik yang baik, pemain dapat meningkatkan keterampilannya dan mendapatkan hasil maksimal dari permainan.

Sejarah tenis meja

Tenis meja berasal dari Inggris Raya dan dimainkan pada era Victoria pada tahun 1880-an. Saat itu permainan ini menggunakan bola karet kecil dan disebut tenis mini.

Masyarakat elit Victoria menganggap tenis meja sebagai aktivitas setelah makan malam. Setelah James Gibb memperkenalkan bola seluloid, permainan ini mulai berkembang menjadi tenis meja modern.

Pada tahun 1926, Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) didirikan di London. Setahun kemudian, kejuaraan tenis meja dunia pertama diadakan di sana.

Pada Olimpiade Seoul 1988, tenis meja diakui sebagai salah satu cabang olahraga dan acara tersebut menampilkan kompetisi untuk pertama kalinya.

Tenis meja juga merupakan olahraga populer di Indonesia dan berafiliasi dengan Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI).

Utusan : M.Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Natisha Andarningtyas
Hak Cipta © ANTARA 2024

Share this content:

Post Comment

You May Have Missed