Penanganan AVM Otak di Mayapada Hospital: DSA dan Embolisasi



ilustrasi-autopsi_169 Penanganan AVM Otak di Mayapada Hospital: DSA dan Embolisasi


Jakarta, Kabar Indonesia

Penyakit pembuluh darah otak merupakan masalah kesehatan serius yang dapat menimbulkan risiko tinggi jika tidak ditangani dengan baik. Salah satu kondisi berbahaya yang sering ditemui adalah kelainan pembuluh darah atau Malformasi arteriovenosa (AVM), di mana terjadi perkembangan abnormal pada pembuluh darah yang menghubungkan arteri dan vena otak.

Pembuluh darah ini membentuk kumpulan mirip benang kusut yang disebut lesi. Lesi yang rapuh bisa pecah kapan saja, mengakibatkan pendarahan yang bisa berakibat fatal.

Contoh kasusnya adalah seorang pasien laki-laki berusia 39 tahun yang tiba-tiba mengalami kelemahan pada tubuh bagian kanan serta gangguan pada daya ingat dan kemampuan berbicara. Setelah pengujian intensif, dia didiagnosis menderita AVM.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN ISI

Kasus ini berhasil diselesaikan dengan angiografi serebral (Angiografi pengurangan digital/DSA) dan embolisasi endovaskular di Tahir Neurological Center di Mayapada Hospital Bandung di bawah arahan Dr. Kondrad MP Pasaribu, Sp.N (K) FINS.

Menurut dr Kondrad, kasus AVM seperti yang dialami pasien ini ditangani dengan DSA dan embolisasi endovaskular untuk mencari dan mengatasi penyebab keluhannya. Kedua prosedur ini dilakukan dengan anestesi umum (anestesi) di bangsal. Laboratorium Kateterisasi (ruang kateterisasi).


“DSA dilakukan untuk melihat gambar pembuluh darah di otak dan leher,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (20/9).

Ia menjelaskan, prosedurnya dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah di selangkangan, yang kemudian dialirkan ke pembuluh darah di leher dan otak dengan menggunakan alat. kabel dan di bawah kendali fluoroskopi atau sinar-X. Hal ini memungkinkan diperoleh gambar detail pembuluh darah di leher dan otak.

Selanjutnya, embolisasi endovaskular dilakukan – operasi invasif minimal yang melibatkan penyuntikan zat khusus yang menghalangi aliran darah ke lokasi AVM. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengurangi tekanan di otak, mengembalikan aliran darah ke otak menjadi normal, dan mencegah pecahnya AVM.

“Setelah dilakukan tindakan, keluhan pasien membaik, dapat berbicara dan bercerita dengan leluasa, tidak ada sakit kepala, kelemahan anggota badan, atau gangguan saraf lainnya. Pemeriksaan berkala tetap diperlukan untuk memastikan AVM telah teratasi. sembuh total dan tidak kambuh lagi,” jelas dokter. Konrad.

Di sisi lain, ahli saraf dan konsultan neurointervensi di Mayapada Hospital Surabaya, Dr. Dedi Kurniawan, Sp.N(K) FINA menjelaskan, penyebab terbentuknya malformasi pembuluh darah otak (AVM) belum diketahui secara pasti. Namun, ia menduga kondisi tersebut disebabkan oleh kelainan genetik yang mungkin diturunkan dalam keluarga.

“Sebagian besar AVM muncul saat lahir dan terbentuk selama perkembangan janin, namun AVM juga dapat terbentuk di kemudian hari. Selain AVM sering terjadi di otak, AVM juga sering terjadi di tulang belakang,” ujarnya.

Ia menjelaskan, AVM di otak bisa terbentuk tanpa menimbulkan gejala apa pun hingga akhirnya pecah dan menyebabkan pendarahan di otak. Namun, beberapa orang mungkin mengalami beberapa gejala, termasuk sakit kepala di satu sisi atau di kulit kepala, kejang, kelemahan di satu sisi anggota tubuh, dan masalah neurologis lainnya.

Gejala ini terjadi karena ukuran AVM bertambah sehingga memberikan tekanan pada jaringan otak dan mengganggu aliran pembuluh darah normal otak di sekitar AVM. Stroke pendarahan akibat pecahnya AVM merupakan kondisi yang mengancam jiwa dan dapat terjadi secara tiba-tiba.

“Skrining dini penting dilakukan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit serebrovaskular. Semakin dini AVM terdeteksi, semakin optimal pengobatannya,” tegas dokter. Kakek.

Pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tertentu, sangat penting untuk mendeteksi dini gangguan saraf seperti AVM. Tahir Neuroscience Center siap membantu menjaga kesehatan otak dan saraf masyarakat dengan memberikan layanan skrining yang komprehensif dan akurat.

Sekadar informasi, Tahir Neurology Center merupakan layanan komprehensif untuk pengobatan penyakit saraf, otak, dan tulang belakang, mulai dari deteksi dini, diagnosis, intervensi saraf, bedah saraf, hingga rehabilitasi saraf.

Layanan terpadu Mayapada Hospital ini juga telah berpengalaman dalam menangani kasus-kasus kompleks lainnya dengan cepat. canggihseperti pembedahan invasif minimal untuk tumor otak dan sumsum tulang belakang, neuralgia trigeminal, stimulasi otak dalam untuk penyakit Parkinson, dan pembedahan untuk tumor tulang belakang.

(belakang)




Share this content:

Post Comment

You May Have Missed