Pantai Kuta Terkikis Nyaris Habis Imbas Abrasi
Jakarta, Kabar Indonesia —
Kecuali pariwisata berlebihanBali menghadapi masalah serius berupa erosi pantai yang parah. Pantai Kuta di Seminyak di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung.
Abrasi telah menyebabkan erosi yang signifikan di Kuta hingga puluhan meter garis pantainya hilang 20 tahun yang lalu.
Pantai Kuta paling menderita akibat gelombang kuat dan arus pasang surut. Meluncurkan Perjalanan DetikPantai Kuta kini sepertinya tak punya banyak pantai seluas Seminyak.
Kondisi itu terlihat dari arah selatan hingga utara, dimulai dari depan kantor satgas di Pantai Kuta hingga berakhir di pusat perbelanjaan Beachwalk.
Dijelaskan Ketua Satgas Pantai Kuta I Wayan Sirna, kondisi tepian Pantai Kuta saat ini sangat berbeda dengan kondisi hampir 20 tahun lalu.
Menurut dia, saat itu garis pantai mencapai daratan sangat jauh, hampir 30 meter. Hal inilah yang menjadi daya tarik Pantai Kuta sehingga menjadi tempat favorit wisatawan mancanegara untuk berjemur atau berselancar.
“Saat ini, air yang tersisa di garis pantai hanya sedikit. Jika musim pasang datang, permukaan air laut pasti naik, hanya tersisa sekitar 2 meter hingga permukaan pantai surut. [air laut] naik,” ujarnya, Rabu (20/11).
Ia pun kerap mendapat keluhan dari segelintir wisatawan asing mengenai kondisi pantai yang semakin tidak menarik.
“Selama bertahun-tahun, pemerintah juga telah mencoba menerapkan langkah-langkah keselamatan di sepanjang garis pantai. Airnya selalu naik,” ujarnya.
Bendesa (pemimpin adat tertinggi desa adat Bali) Adat Kuta, Komang Alit Ardana, memahami pentingnya konservasi untuk menjaga garis pantai dari ancaman abrasi yang terjadi saat ini.
Ia mengatakan, jika permasalahan tersebut tidak segera diselesaikan maka reputasi Pantai Kuta sebagai simbol pariwisata Bali akan hilang.
“Kami sudah beberapa kali berkoordinasi dengan pemerintah, termasuk Kanwil Sungai Penida Bali, agar bisa dilakukan tindakan cepat untuk menjamin keamanan Pantai Kuta. Kami tahu kondisinya seperti apa,” ujarnya.
Ilustrasi. Abrasi telah menyebabkan erosi yang signifikan di Kuta hingga puluhan meter garis pantainya hilang 20 tahun yang lalu. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
|
Ia mengatakan Bali Penida Basin Center (BWS) telah merencanakan proyek konservasi pantai meliputi wilayah Kuta, Legian, dan Seminyak. Kegiatan sosialisasi juga dilakukan kepada perangkat desa, PUPR Badung dan petugas pariwisata.
“Kami mendukung perawatan pantai ini. Namun kami berharap pengerjaannya sesuai dengan apa yang telah disosialisasikan,” imbuhnya.
Proyek konservasi pantai di kawasan Kuta dan sekitarnya akan dimulai akhir tahun ini dan akan dibagi menjadi beberapa segmen hingga tahun 2026, kata Ardana. Proyek konservasi tersebut meliputi pembangunan empat breakwater, modifikasi satu breakwater dan penambahan pasir dengan anggaran Rp 267 miliar.
Ia yakin proyek tersebut mampu mengatasi abrasi yang semakin parah. Ia pun menaruh harapan besar agar Pantai Kuta bisa kembali normal.
“Bagi para peselancar, jelas ombaknya berada di sisi utara. Satu hal yang jelas: gelombang di sisi utara tidak akan terpengaruh. [dampak proyek]. “Kami melihat abrasi di sini sebagai suatu kekhawatiran,” katanya.
(aur/ashar)
[Pict:Kabar Indonesia]
Share this content:
Post Comment