Begini Prosedur & Keunggulan Awake Brain Surgery di Mayapada Hospital



ilustrasi-dokter-di-ruang-operasi-rumah-sakit_169 Begini Prosedur & Keunggulan Awake Brain Surgery di Mayapada Hospital


Jakarta, Kabar Indonesia

Operasi otak biasanya identik dengan pasien tidak sadarkan diri sepenuhnya. Namun kini ada prosedur khusus yang memungkinkan pasien tetap sadar selama operasi, yang dikenal dengan Awake Brain Surgery atau operasi otak terjaga.

Operasi otak terjaga adalah tindakan pembedahan pada otak (kraniotomi) yang dilakukan saat pasien dalam keadaan sadar atau terjaga. Metode ini diterapkan di Mayapada Hospital, Tahir Neuroscience Center, Jakarta Selatan, dan digunakan untuk mengobati berbagai penyakit saraf seperti. seperti tumor otak dan epilepsi.

Bedah Otak Sedar dilakukan untuk mengobati penyakit saraf tertentu pada otak, termasuk tumor otak dan epilepsi. Operasi otak sadar dilakukan bila area yang akan dioperasi berada di dekat bagian otak yang bertanggung jawab atas fungsi vital seperti penglihatan, bicara, gerakan, atau area yang berisiko mengalami kejang.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN ISI

Dengan menjaga kesadaran pasien, dokter bedah dapat memantau fungsi otak secara langsung, sehingga meminimalkan risiko kerusakan pada bagian otak yang sehat.

Dokter Spesialis Bedah Syaraf, Konsultan Onkologi RS Mayapada Jakarta Selatan, Dr. Zaini Hamzah, Sp.BS(K), menjelaskan operasi otak sadar memiliki beberapa keunggulan dibandingkan operasi otak tradisional.


“Operasi otak sadar memiliki durasi pembedahan yang lebih singkat (sekitar 2-3 jam), dapat meminimalkan risiko gangguan fungsi tubuh (defisit neurologis), dan pasien dapat pulih lebih cepat. Pada kasus tumor otak, cara ini juga dapat mengekstraksi jaringan tumor dengan lebih optimal. “, katanya.

Ia menjelaskan, sebelum operasi, dokter akan melakukan pemeriksaan saraf secara menyeluruh, salah satunya pemeriksaan MRI. Tahap ini dilakukan untuk membandingkan kondisi pasien sebelum dan sesudah operasi.

Selama prosedur, pasien terlebih dahulu dibius dan kemudian dibangunkan saat dokter mulai memanipulasi area vital otak. Pasien akan diminta melakukan gerakan atau tugas tertentu sehingga dokter dapat memantau reaksi dan fungsi otak secara real time.

“Dengan begitu, dokter bisa melihat dan mengetahui area otak mana yang masih berfungsi dengan baik dan dapat dipertahankan sehingga setelah operasi pasien bisa tetap beraktivitas dan bekerja,” ujarnya.

Meskipun prosedur ini memiliki banyak manfaat, risikonya tetap ada. Penderita bisa mengalami perubahan kualitas penglihatan, kejang, kesulitan berbicara, gangguan ingatan, pendarahan, radang otak, bahkan kelumpuhan.

Namun, Dr. Zaini menambahkan, risiko tersebut dapat diminimalkan dengan pemantauan intraoperatif menggunakan alat pemantauan khusus selama prosedur untuk memantau aktivitas saraf yang mungkin rusak dan mengantisipasi komplikasi akibat anestesi.

“Alat ini membantu tim medis melihat saraf yang berfungsi saat pasien beraktivitas namun juga dapat menyebabkan cedera, serta memantau komplikasi yang mungkin timbul akibat anestesi.” tambah Dr. Zainy.

Oleh karena itu, keberhasilan Awake Brain Surgery memerlukan keahlian khusus dari tim bedah saraf yang berpengalaman, serta dukungan layanan medis berstandar internasional dan institusi seperti Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital yang menawarkan layanan prima khusus untuk saraf, otak, dan tulang belakang. .

Tim spesialis bedah saraf di layanan ini berpengalaman dalam menangani kasus-kasus kompleks menggunakan prosedur tingkat lanjut seperti operasi otak saat sadar. Semua prosedur neurologis dilakukan secara komprehensif. Rumah Sakit Pusat Neurologi Tahir Mayapada menampilkan tim multidisiplin yang terdiri dari dokter, peralatan, dan peralatan medis mutakhir.

Pusat Neurologi Tahir di Rumah Sakit Mayapada juga berhasil melakukan berbagai prosedur pada kasus penyakit saraf, otak, dan tulang belakang lainnya. Mulai dari pengobatan penyakit Parkinson dengan stimulasi otak dalam, operasi sumsum tulang belakang minimal invasif (sayatan minimal), operasi tumor tulang belakang, hingga program pemulihan stroke dengan neurorecovery yang meningkatkan harapan kesembuhan pasien setelah stroke.

(ori/ori)




Share this content:

Post Comment

You May Have Missed