5 Bandara di Indonesia dengan Arsitektur Unik
Bandara bisa disebut sebagai pintu pertama menuju suatu negara atau kota. Oleh karena itu, tidak mengherankan mengapa sebagian besar bandara dunia berlomba-lomba menampilkan bangunan berarsitektur menarik sekaligus menyambut tamunya.
Struktur arsitektur yang menarik pasti akan menarik perhatian wisatawan sehingga menjadikan bandara ini berkesan atau berkesan.
Tak hanya di luar negeri, Indonesia juga memiliki sejumlah bandara dengan arsitektur tak biasa bahkan unik.
Hal ini juga sering menjadi ciri khas perkotaan dari sebuah bandara, sehingga ketika seorang traveler tiba di bandara, mereka mengetahui bahwa mereka berada di suatu area tertentu hanya dengan melihatnya.
Berikut 5 bandara di Indonesia dengan arsitektur unik
1. Bandar Udara Internasional Minangkabau
Berbicara mengenai Minangkabau tentu tidak bisa dipisahkan dari keindahan dan keunikan Rumah Gadang. Simbol daerah ini dijadikan inspirasi arsitektur Bandara Internasional Minangkabau yang terletak hanya 23 km dari pusat kota Padang, Sumatera Barat.
Sebagai bandara internasional pertama di Provinsi Sumatera Barat, bandara ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana transportasi udara, namun juga sebagai representasi kebudayaan Minangkabau.
Arsitektur Bandara Minangkabau merupakan perpaduan antara arsitektur modern dan tradisional dengan tetap mempertahankan fungsi utamanya sebagai transportasi.
Di depan gedung kita akan disambut dengan papan bertuliskan “Bandara Internasional Minangkabau” yang dicetak dengan huruf besar, serta jam gadang di sisi kiri.
Berjalan sedikit ke depan untuk memasuki bangunannya, kita bisa melihat bentuk atap khas yang biasa dimiliki rumah Gadang, yaitu atap bagongchon.
2. Bandara Tjilik Rivut (Bandara Palanka Raya)
Bandara terbesar di Kalimantan Tengah ini awalnya bernama Bandara Panarung. Arsitektur bandara ini merupakan wujud kearifan lokal.
Yang menjadikannya salah satu bandara terunik di Indonesia adalah desain terminal barunya yang bernuansa putih modern dan berbentuk paruh burung enggang khas Kalimantan Tengah sebagai struktur atapnya.
Bagi suku Dayak di Kalimantan Tengah, burung enggang merupakan salah satu wujud keagungan dan kemuliaan. Menurut Pusat Multimedia Kalimantan Tengah, burung enggang dianggap sebagai salah satu burung keramat dan dianggap sebagai titisan Penguasa Burung, sehingga burung ini tidak bisa diburu apalagi dimakan.
Karena kelangkaannya, burung ini termasuk hewan yang dilindungi negara. Keputusan pemerintah membangun bandara yang terinspirasi dari burung enggang ini tentunya merupakan bentuk penghormatan terhadap suku Dayak sekaligus upaya memperkenalkan burung tersebut kepada generasi bangsa.
3. Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
Berbelok ke Sulawesi Selatan kita menemukan bandara kebanggaan yang diberi nama salah satu pahlawan nasional negara, Sultan Hasanuddin.
Bandara ini menarik penduduk lokal dan wisatawan dengan arsitektur setengah lingkarannya yang khas, mengingatkan pada gulungan ombak di laut.
Sebelum memasuki gedung bandara, kita akan disambut oleh patung Sultan Hasanuddin dan tulisan “Bandara Internasional Sultan Hasanuddin”. Bandara internasional yang merupakan bandara terbesar di kawasan timur Indonesia ini menarik minat masyarakat karena adanya miniatur kapal Pinisi di depan pintu masuknya.
Kapal Pinisi merupakan warisan budaya nyata yang mempunyai arti khusus bagi masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya yang tinggal di wilayah pesisir Kabupaten Bulukumba.
Lencana khas ini menggambarkan nenek moyang masyarakat yang berprofesi sebagai pelaut dan merupakan wujud kehidupan serta simbol penghidupan masyarakat Sulawesi Selatan yang sehari-harinya hidup berdampingan dengan laut.
Di dalam bandara Anda juga akan menemukan lounge dengan taman kecil yang bisa dijadikan spot foto.
Lanjutkan ke halaman berikutnya >>>>>
Share this content:
Post Comment