Tokoh Gereja Sebut Operasi Pembebasan Pilot Susi Air Tak Lepas dari Peran Perempuan Nduga


Kabar Indonesia, Nduga – Pilot Susi Air Philip Marc Mertens telah resmi dibebaskan setelah hampir dua puluh bulan menjadi sandera di Papua. Pilot yang memiliki paspor Selandia Baru itu dijemput oleh mantan penjabat Bupati Nduga Edison Gwijange dari desa Yuguru di distrik Mebarok pada 21 September.

Koordinator Gereja Kingmi Nduga, Pendeta Eliaser Tabuni mengatakan, selain peran tokoh masyarakat, agama dan adat istiadat Papua. Operasi pembebasan Philip tidak lepas dari keberhasilan perundingan yang dilakukan perempuan di Nduga.

“Para perempuan mengingatkan TPNPB akan pentingnya kasih sayang dan kemanusiaan,” kata Eliaser Senin, 23 September 2024.

Perempuan-perempuan di Nduga, kata dia, diam-diam melakukan negosiasi dengan milisi TPNPB III Komando Pertahanan Daerah Ndugama-Derakma. Padahal, perempuan Nduga itu merupakan sosok yang menjaga Philip selama menjadi sandera. “Mereka merawat pilotnya dengan baik untuk memastikan dia selalu sehat,” kata Eliaser.

Tempo memperoleh rekaman video yang menunjukkan puluhan perempuan Nduga mengiringi pembebasan Philip di Desa Yuguru. Video berdurasi 2 menit 19 detik itu juga memperlihatkan ibu-ibu Nduga berpelukan sebelum pilot berusia 39 tahun itu menaiki helikopter pick-up.

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid menyoroti peran perempuan Nduga dalam keberhasilan pendekatan ini. pendekatan lembut Ini. Menurutnya, berdasarkan informasi yang diterima dari jaringan pembela HAM internasional di Papua, peran perempuan Nduga sangat besar.

“Gerakan perempuan ini tidak hanya sekedar bernegosiasi, tapi juga menjaga kesehatan pilot,” kata Usman.

Periklanan

Salah satu perempuan Nduga, Raga Kogoya, mengatakan, sejak awal Philip disandera, perempuan Nduga meminta milisi TPNPB segera melepaskan Philip. Alasannya adalah kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan kekeluargaan.

“Tuhan mengajarkan kita untuk saling mencintai. Kasihan keluarga pilot jika terus ditinggalkan,” kata Raga.

Sedangkan Philip disandera setelah pesawat Susi Air berkode registrasi PK-BVY mendarat di Bandara Paro, Nduga pada 7 Februari 2023. Saat itu, TPNPB ingin menukar pembebasan Philip dengan pengakuan kemerdekaan Papua dari Wellington dan Jakarta.

Setelah hampir dua puluh bulan menjadi sandera, Philip kembali ke keluarganya. Ia diterbangkan dari Nduga ke Mako Batalyon Korps Polri B/Timika untuk pemeriksaan medis dan psikologis sebelum diterbangkan ke Lanud Halim Perdana Kusuma di Jakarta pada malam 21 September.

Pilihan Redaksi: 37 Kandidat Melawan Kotak Kosong di Pilkada 2024, KPU Bantu Paslon Perorangan Ikuti Debat


Share this content:

Post Comment

You May Have Missed