Status Kerawanan Pilkada Jawa Tengah Meningkat, Bawaslu Ungkap Penyebabnya
Kabar Indonesia, Jakarta – Ketua Bawaslu R.I. Rahmat Bagja mengatakan, Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan kerentanan terhadap kekerasan menjelang hari pemungutan suara Pilkada 2024.
“Jawa Tengah yang awalnya naik tinggi,” kata Bagya kepada media di Sultan Hotel and Residence Jakarta, Selasa, 19 November 2024.
Bagya mengatakan, tingginya tingkat kerawanan pilkada dipengaruhi oleh banyaknya calon peserta pemilihan kepala daerah. Daerah yang tingkat kerentanan pemilu daerahnya tinggi cenderung memilih daerah yang hanya mengajukan dua pasangan calon. Jumlah tersebut, menurut Bagya, mempengaruhi tingkat persaingan masing-masing kubu. “Biasanya persaingan semakin ketat,” ujarnya.
Provinsi Jawa Tengah juga disebut-sebut sebagai daerah rawan oleh Ketua KPU Mohammad Afifuddin. Menurut Bagya, meningkatnya instabilitas di Jawa Tengah disebabkan ketatnya persaingan antar pasangan calon kepala daerah.
“Contohnya, seperti pada rapat koordinasi terakhir kemarin, terdapat kerentanan terkait dengan persaingan antar kandidat yang sangat ketat. Misalnya saja Jawa Tengah yang dianggap ramai,” kata Afif saat ditemui perwakilan media di kawasan Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Sabtu, 9 November 2024
Terkait kemungkinan dan kekhawatiran meluasnya kekerasan dalam pilkada, Bagya berharap polisi bisa bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan tim pemenangan untuk memastikan masa transisi pilkada bisa berjalan damai. “Kami berharap kali ini kita berdua bisa saling menjaga keadaan,” kata Bagya.
Persaingan sengit, kata Bagya, juga terlihat pada Pilkada Jateng yang diperebutkan dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur bernomor urut 01 Andika Perkasa-Hendrar Prihadi dan nomor urut 02 Ahmad Lutfi-Taj. Yasin.
Ketatnya persaingan kedua pasangan calon pemimpin tergambar dari sejumlah hasil jajak pendapat mengenai tingkat elektabilitas. Hasil jajak pendapat terbaru yang dilakukan Indikator Politik Indonesia dan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan sedikit perbedaan elektabilitas kedua negara.
Hasil jajak pendapat SMRC yang diumumkan pada Sabtu, 16 November 2024 menunjukkan peluang Andika-Hendy terpilih terpilih sebesar 50,4 persen, dibandingkan Lutfi-Yassin yang sebesar 47 persen. Namun 2,6 persen tidak menjawab.
Survei tersebut menggunakan sampel sebanyak 3.500 orang dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah yang terdiri dari 100 responden di setiap kota. Margin kesalahannya sekitar 2,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Keesokan harinya, Minggu, 17 November, Indikator Politik Indonesia mempublikasikan hasil pemilu yang menunjukkan Ahmad Lutfi-Taj Yasin Maimoen unggul atas Andik Perkasa-Hendar Prihadi (Hendy). Elektabilitas Lutfhi-Yassin sebesar 47,19 persen, dan elektabilitas Andika-Hendar sebesar 43,46 persen.
Survei dilakukan terhadap 1.210 responden Jawa Tengah yang berusia di atas 17 tahun. Survei dilakukan dengan metode wawancara pribadi acak pada tanggal 7 November hingga 12 November 2024.
Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan estimasi margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Berdasarkan dua hasil tersebut, elektabilitas kedua paslon asal Jawa Tengah terlihat berimbang. Meski sebelumnya pasangan Andika-Hendy tertinggal dalam sejumlah hasil survei.
Novalee Panji Nugroho, Nandito Putra dan Hendrik Yaputra berkontribusi pada artikel ini.
Share this content:
Post Comment