Sebelum Dibebaskan, Pilot Susi Air Sempat Minta Dua Hal Ini
Kabar Indonesia, Jakarta – Pilot Susi Air Selandia Baru Philip Mark Mertens dibebaskan aparat keamanan TNI-Polri dari penyanderaan Organisasi Papua Merdeka atau OPM pimpinan Egianus Kogoya di Nduga pada Sabtu 21 September 2024. Sebelum dibebaskan, Philip mengimbau warga Selandia Baru untuk meminta bantuan pemerintah.
Dalam video singkat yang diperoleh Tempo, pilot Susi Air terlihat duduk didampingi mantan Bupati Nduga Edison Gwijange dan dua orang lainnya. Menurut Philip, video itu direkam sebelum dia dibebaskan.
Selamat pagi, hari ini 17 September 2024, saya bisa bertemu dengan timnya Edison Gwijange, kata Philip dalam video yang dikutip Sabtu, 21 September 2024.
Philip menyatakan bahwa dia dalam keadaan sehat selama 20 bulan penawanan. Dengan pengucapan bahasa Indonesia yang cukup fasih, pilot Susi Air ini meminta bantuan kepada pemerintah Selandia Baru.
“Tolong bantu saya dengan dokumen-dokumen itu,” katanya. Ia meminta semua permasalahan terkait dokumen tersebut segera diselesaikan oleh negaranya.
Dengan begitu, kata Philip, proses pembebasannya bisa cepat terjadi dan bisa pulang kampung. Di sisi lain, Philip juga menyampaikan keinginan warga sekitar di lokasi para sandera.
“Orang-orang di sini mengatakan kepada saya bahwa sulit mendapatkan makanan. Tolong bantu sampaikan makanan kepada orang-orang di sini lebih cepat,” katanya.
Ia menyatakan, jika sempat meminta bantuan pangan untuk dikirimkan ke warga sekitar, bisa saja ia langsung lepas dari tangan OPM. “Terima kasih semuanya. Saya berharap dapat segera bertemu keluarga saya,” kata Philip.
Kronolog Pembebasan Philip Marc Mertens
Kepala Operasi Satgas Penjaga Perdamaian Kartenz, Brigjen Faizal Ramadan mengatakan, pembebasan Philip dilakukan dengan pendekatan lunak, yakni melibatkan tokoh agama, gereja, dan adat Papua, serta keluarga Egianus Kogoi.
Periklanan
Upaya tersebut berhasil dan tidak ada korban jiwa dari kedua belah pihak, kata Faizal saat dikonfirmasi Tempo, Sabtu, 21 September 2024.
Menurut polisi, pilot yang memegang paspor Selandia Baru itu dijemput dengan helikopter dari Desa Yuguru, Kecamatan Maibarok, Kabupaten Nduga pada Sabtu pagi.
Hal itu dibenarkan salah seorang pengurus gereja di Nduga. Dia mengatakan Philip dijemput dengan helikopter oleh tim penjaga perdamaian Cartenza tanpa ada baku tembak dengan milisi TPNPB yang menguasai lokasi tersebut. Pasalnya, Panglima TPNPB III Komando Pertahanan Daerah Ndugama-Derakma Egianus Kogoya melarang kontak senjata.
Pengurus gereja bernama Bunyamin (nama diubah) bercerita, Philip diserahkan langsung oleh Egian kepada mantan Bupati Nduga Edison Gwijanga di Desa Yuguru pada pukul 08.00 WIB. Pada pemindahan tersebut, Egian meminta Gwijangge memberikan saran kepada TNI-Polri agar segera menarik pasukan dari Papua.
Bupati segera menghubungi Satgas Cartenza dan menghentikan serangan udara di Ndugu, kata Bunyamin.
Dia mengatakan, setelah Markas Besar TPNPB mengajukan usulan pembebasan Philip, TNI-Polri semakin gencar melakukan penyerangan di Nduga. Hal itulah, kata dia, yang membuat Egianus segera menyerahkan pilot berpaspor Selandia Baru untuk mencegah terjadinya serangan besar-besaran di kawasan Nduga, khususnya di kawasan Mam, kampung halaman Aegianus.
Pilihan Editor: TPNPB-OPM mengumumkan pembebasan Susi Air Pilot dengan bantuan pegawai Finlandia
Andi Adam berkontribusi pada penulisan artikel ini.
Share this content:
Post Comment