SDM Perlu Ditingkatkan untuk Kualitas Pendidikan Bangsa yang Berkebudayaan
memuat…
Wakil Ketua BKSAP DPR periode 2019-2024 Putu Rudana pada Studium Generale dengan topik “Pecah-pecahan Budaya Nusantara” di Universitas Tamansiswa Baccalaureate Yogyakarta pada Sabtu, 28 September 2024. FOTO/IST
Hal tersebut disampaikan Putu Rudana selaku Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI (BKSAP) periode 2019-2024 pada Studium Generale dengan topik “Bedah Budaya Nusantara” di Universitas Tamansiswa Baccalaureate Yogyakarta, Sabtu. , 28 September 2024.
“Pernyataannya jelas: dalam dunia pendidikan tidak boleh ada kasta, setiap orang harus mempunyai hak yang sama. Yang ingin saya sampaikan di sini adalah pendidikan adalah hak asasi manusia yang harus dihormati oleh pemerintah. mampu membangun jiwa yang luar biasa menyeluruh,” kata Putu dalam keterangannya, Kamis (9 Maret 2024).
Dikatakannya, para founding fathers, salah satunya Ki Hajar Dewantara, mempunyai pemikiran yang sangat jauh ke depan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Artinya, ia tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga cerdas dalam arti budaya yang komprehensif. Oleh karena itu, ia menilai Tamansiswa akan melahirkan generasi yang lebih unggul dari generasi saat ini sehingga perlu dipertanggungjawabkan dan dilaksanakan.
“Pendidikan memang penting dari sudut pandang ilmiah, namun pendidikan juga harus sehat secara emosional dan spiritual. Kita mungkin pernah mendengar tentang motivator, IQ, EQ, SQ. Ini sudah ada sejak lama Ki Hajar Devantara, jadi simak Ki Hajar Devantara. Tamansiswa berkata: “Saya sudah lama menyadari bahwa kecerdasan saja tidak cukup dengan intelektual, harus emosional, harus spiritual,” ujarnya.
Oleh karena itu, Putu menyampaikan bahwa pendidikan merupakan aspek yang sangat strategis dan penting dalam kehidupan dan keberlanjutan suatu negara serta menjadi faktor penentu kemajuan atau kemunduran suatu bangsa. Oleh karena itu, kata dia, kualitas sumber daya manusia (SDM) perlu terus ditingkatkan karena merupakan aset utama dalam pembangunan bangsa dan negara.
“Sumber daya manusia dikembangkan tidak hanya dari segi pengetahuan material (ilmu pengetahuan), tetapi juga intelektual emosional dan spiritual. Ini yang dibutuhkan Indonesia ke depan,” ujarnya.
Oleh karena itu, Putu mengatakan sangat tepat jika mempertimbangkan kembali pemikiran bapak pendidikan Indonesia sekaligus pendiri Tamansiswa, yakni Ki Hajar Dewantara. Konsep pendidikan Ki Hajara Devantara adalah pendidikan holistik dimana peserta didik dibentuk menjadi manusia yang berkembang sempurna yaitu akal, indera, jiwa dan olah raga, melalui proses pembelajaran yang berpusat pada siswa yang dilakukan dalam suasana keterbukaan, kebebasan dan kesenangan. .
“Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya kepekaan budaya di kalangan guru agar siswa memahami dan menghargai warisan budaya tanah air. Hal ini dapat meningkatkan rasa jati diri dan kebanggaan serta memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap nilai-nilai lokal,” ujarnya.
Putu menjelaskan, dalam kaitannya dengan pendidikan holistik, penting juga untuk mengedepankan pemahaman sejarah budaya yang komprehensif. Menyempurnakan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, emosional dan spiritual. Sebagai Ketua Umum Persatuan Museum Indonesia, Putu ingin mengajak masyarakat tidak hanya mengunjungi museum, tapi juga belajar budaya.
Share this content:
Post Comment