Profil Bonnie Triyana yang Akan Gantikan Tia Rahmania Jadi Anggota DPR dari PDIP
Kabar Indonesia, Jakarta – Sejarawan dan politikus Bonnie Triyana akan menggantikan Tia Rahmaniya sebagai calon legislatif Dewan Perwakilan Rakyat atau calon DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Bonnie akan dilantik menjadi anggota DPR daerah pemilihan Dapil Banten I pada 1 Oktober 2024.
Penggantian tersebut diatur dalam Peraturan KPU Nomor 1368 Tahun 2024 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan KPU Nomor 1206 Tahun 2024 tentang Penetapan Calon Anggota DPR Terpilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024. .
“Perubahan definisi calon anggota DPR terpilih pada Pilkada NDIP 2024 untuk daerah pemilihan Jawa Tengah V dan Banten I,” demikian bunyi resolusi yang ditandatangani Ketua KPU Mohammad Afifuddin pada Senin, 23 September 2024.
Tia menjadi satu-satunya wakil NDIP yang berhasil meraih kursi di daerah pemilihan Banten I. Sebaliknya, Bonnie gagal menjadi anggota NDIP karena total suaranya hanya 36.516 suara. Alasan penggantian Tiya sama dengan alasan tersingkirnya Rahmad Handoyo dari Daerah Pemilihan V Jawa Tengah (Dapil).
“Tia Rahmania tidak lagi memenuhi syarat menjadi anggota DPR karena diberhentikan dari partai.”
Koordinator Juru Bicara PDIP Chico Hakim menjelaskan, Tia Rahmania diberhentikan karena terbukti melakukan pelanggaran. Pengadilan partai memutuskan Tia melakukan kecurangan suara dan melanggar kode etik dan disiplin partai.
Berdasarkan surat keputusan tersebut, Buni menggantikan posisi Tia yang tidak diangkat karena diberhentikan dari anggota partai berlambang banteng itu. Lalu bagaimana profil Bonnie Triana?
Profil Bonnie Triana
Bonnie Triyana dikenal sebagai politikus sekaligus sejarawan Indonesia kelahiran Rangkasbitung, Banten pada 27 Juni 1979. Di dunia politik, Bonnie tergabung dalam partai berlambang banteng – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (IDIP).
Pada angkatan ini, Bonnie ditunjuk sebagai Ketua Badan Sejarah Indonesia PDI Perjuangan. Ditandatangani Antara, ia dilantik pada Jumat, 5 Juli 2024, di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta.
Bonnie tidak hanya seorang politikus, tapi juga seorang kurator museum. Dalam laporan laman STIE Stekom, Bonnie termasuk salah satu penggagas berdirinya Museum Multatuli di Rangkasbitung, Banten pada tahun 2018.
Saat itu, ia membantu pemerintah daerah Kabupaten Lebak mendirikan museum di gedung bekas kantor pejabat kolonial yang dibangun pada tahun 1923.
Periklanan
Bonnie juga ikut serta dalam penyelamatan gedung Sarekat Islam di Semarang pada tahun 2012. Saat itu, ia menganjurkan restorasi bangunan yang rusak karena signifikansi historisnya.
Sebelum menjadi sejarawan seperti sekarang, Bonnie merupakan lulusan Fakultas Sejarah Universitas Diponegoro Semarang pada tahun 2003. Ia kemudian melanjutkan pendidikan Magister Sejarah di Universitas Indonesia pada tahun 2005.
Berdasarkan profil akun X pribadinya @bonnietriyana, sejarawan tersebut juga saat ini bekerja sebagai editor senior di majalah sejarah populer pertama di Indonesia, Majalah Historia. Faktanya, Bonnie juga menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah tersebut.
Kehadiran Majalah Historia didasari oleh inspirasi yang diterima Bonnie dari majalah sejarah populer Brazil, Istoria. Akhirnya mendirikan majalah bulanan tentang sejarah bahasa Indonesia. Majalah Historia dimulai sebagai situs web pada tahun 2010 dan merilis edisi cetak pertamanya pada tahun 2012.
Pada tahun 2022, Bonnie menjadi kurator tamu pameran Revolusi Nasional Indonesia di Rijksmuseum di Amsterdam, Belanda. Namun keikutsertaannya memicu kontroversi karena artikel yang dimuatnya di surat kabar Belanda NRC Handelsblad.
Berdasarkan pemberitaan Majalah Tempo bertajuk “Bonnie Triyana: Revolusi Indonesia Lebih dari Sekadar Kekerasan”, terungkap judul artikel yang dikirimkan Bonnie diubah redaksi NRC dari “Istilah ‘persiapan’ yang bermasalah.” menjadi “Hapus istilah ‘persiapan’ karena itu rasis.”
Hal ini menimbulkan kesalahpahaman sehingga Federasi Hindia Belanda (FIN) melaporkan Bonnie ke kejaksaan Belanda. Namun tuntutan tersebut akhirnya ditolak oleh kejaksaan Belanda. Bonnie pun mengaku merasa lega karena permasalahannya sudah teratasi.
Bonnie kini aktif berkecimpung di dunia politik Indonesia. Ia juga akan dilantik menjadi anggota DPR daerah pemilihan Banten I pada 1 Oktober 2024. Bonnie akan menggantikan Tia Rahmania yang tidak dilantik karena dipecat dari Partai PDI Perjuangan.
Annisa Febiola, Daniel A. Fajri, Antara dan Abdul Manan berkontribusi pada artikel ini.
Pilihan Editor: Calon Legislatif Terpilih Tia Rahmaniya mengajukan gugatan terhadap PDIP di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Share this content:
Post Comment