PNM dan Awak Media Tinjau Potret Kemiskinan Ekstrem di Banyuwangi
INFORMASI NASIONAL – Pengentasan kemiskinan menjadi kecemasan pemerintah dan organisasi internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana didefinisikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada dasarnya bersifat relatif nol kemiskinan.
Markas Besar Khusus Presiden RI Bidang Perekonomian Arif Budimanta membeberkan strategi pemerintah untuk menurunkan kemiskinan ekstrem hingga nol. Inisiatif strategis tersebut diyakini dapat didukung dengan pengurangan beban biaya, peningkatan pendapatan melalui program pemberdayaan, dan perbaikan wilayah atau lingkungan yang memiliki kantong kemiskinan.
Hal itu disampaikan Arif dalam acara “Debat Media: Mengakhiri Kemiskinan Ekstrim di Banyuwangi”, rangkaian acara Perjalanan Jurnalis PNM 2024, Minggu, 29 September 2024.
“Indonesia tidak hanya harus tumbuh tetapi juga inklusif, salah satunya melalui program pengentasan kemiskinan, baik ekstrim maupun biasa,” ujarnya.
Salah satu pihak yang mendapat amanah untuk mendukung aspek revenue generation adalah PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Program PNM Mekaar (Mempromosikan Ekonomi Keluarga Sejahtera) memberikan pendanaan dan bantuan usaha kepada perempuan miskin untuk memberdayakan mereka dan keluar dari kemiskinan dan kemiskinan ekstrim.
PNM mengajak para jurnalis untuk melihat langsung gambaran kemiskinan ekstrem di Banyuwangi. Sebagai informasi, di Banyuwangi sendiri angka kemiskinan ekstrem mencapai 0,29 persen, di Provinsi Jawa Timur – 0,66 persen, dan secara nasional – 0,83 persen.
Para jurnalis diajak berbincang langsung dengan seorang lansia penerima Rantang Kasih bernama Mbah Marina, seorang nenek berusia 103 tahun sekaligus pemasok sembako ke salah satu UMKM pendukung program Rantang Kasih. Rantang Kasih sendiri merupakan program yang memberikan makanan bergizi siap saji kepada para lansia setiap harinya.
Dalam hal ini, tim juga mengunjungi klien PNM Mekaar bernama Saadi. Sang ibu awalnya adalah seorang pencari sapu di hutan dan tinggal di Desa Telemung Sari, Kalipuro, Banyuwangi. Di usianya yang sudah lanjut, ia masih harus menjadi penopang utama untuk menafkahi anak dan cucunya. Hingga akhirnya ia bertemu dengan PNM Mekaar dan mengajukan pinjaman untuk membeli sayuran pakis dari buruh tani di desa tersebut untuk kemudian dijual.
Periklanan
Memulai bisnisnya dari awal, Saadi kini meminta beberapa saudaranya untuk membantunya menyiapkan sayuran pakis. Berkat usahanya, ia mampu menyekolahkan cucunya ke sekolah formal dan memenuhi kebutuhan keluarganya.
Direktur Utama PNM Arif Mulyadi berharap pemberian modal finansial, intelektual, dan sosial melalui program PNM Mekaar dapat menjadi solusi bagi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya. Pendanaan kelompok dianggap menggembirakan. rekayasa ulang sosial, meningkatkan peran anggota kelompok dalam mendukung kemajuan usaha masing-masing.
“Mereka yang pindah ke ruang kelas harus tetap berada dalam ekosistem tersebut. “Kalau bisa yang besar akan menarik yang kecil,” kata Arif. Sistem kelompok merupakan cerminan dari budaya gotong royong masyarakat Indonesia, sehingga penting bagi seluruh nasabah PNM Mekaar untuk selalu menjaga persatuan.
Sejak diluncurkan pada tahun 2015, PNM telah melayani lebih dari 20 juta ibu di seluruh Indonesia. Setelah bergabung dengan holding Ultra Mikro, layanan yang diberikan untuk memperluas inklusi keuangan menjadi lebih beragam.
“Sudah 1,7 juta nasabah PNM yang beralih ke BRI atau Pegadaian. Kami membantu 400 ribu team leader (klien PNM Mekaar) menjadi agen BRILink Mekaar agar pendapatannya meningkat,” kata Arif.
Arif Budimanta juga memuji program pemberdayaan PNM Mekaar dan upaya para ibu untuk mengangkat dirinya keluar dari kemiskinan. Keberagaman di antara anggota kelompok mendorong pembelajaran sehingga mereka dapat bekerja sama untuk meningkatkan kehidupan, katanya.
“Karena melibatkan kelompok peserta yang beragam, ada yang berasal dari latar belakang yang sangat miskin dan ada pula yang mungkin dari kelas menengah. Di sinilah pembelajaran terjadi. “Yang berani mencoba adalah mereka yang terpelajar dan menarik anggota kelompok lain,” kata Arif Budimanta.
Share this content:
Post Comment