Perludem Sebut Pelanggaran Netralitas ASN dalam Pilkada juga Disebabkan Tekanan Struktural
Kabar Indonesia, Jakarta – Direktur Eksekutif Ofeludem Hoirunnisa Agustati mengatakan ada tudingan tekanan struktural yang menjadi alasan pelanggaran netralitas ASN dalam pelaksanaan Pilkada 2024.
“Mungkin karena ada tekanan struktural,” kata Khoirunnisa saat berbicara pada peluncuran kajian prevalensi potensi kecurangan dalam mobilisasi ASN Pilkada 2024 di Distrik Chikini, Jakarta, Sabtu. 21 September 2022
Khoirunnisa mencontohkan terkait situasi tekanan struktural. Ia mencontohkan, jika ada kepala daerah yang menjabat petahana dan situasi birokrasinya kurang optimal, dikhawatirkan jika jajaran di bawahnya tidak menjalankan perintah kepala daerah, kariernya sebagai kepala daerah. wilayah akan terkena dampaknya. ASN. Nanti dia dipindahkan seperti ini, kariernya terhenti, ujarnya.
Selain itu, menurut Khoirunnisa, beberapa faktor yang menjadi pemicu terjadinya pelanggaran netralitas ASN adalah budaya kerja tertentu, seperti keinginan menyenangkan atasan atau rasa bahagia saat dekat dengan pejabat tinggi. “Mungkin bukan karena ASN tidak mau netral, tapi karena ada faktor lain,” ujarnya yang juga menyebut hal itu sebagai malpraktik pemilu.
Firma hukum Themis Indonesia menerbitkan peta sebaran sepuluh provinsi di Indonesia yang berpotensi terjadinya kecurangan pilkada akibat pelanggaran netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN). “Kami kelompokkan dalam sepuluh provinsi potensial yang bermasalah dengan pelanggaran yang dilakukan ASN,” kata peneliti Themis, Hemi Lavour.
Periklanan
Pemilihan sepuluh provinsi tersebut merupakan bagian dari kajian yang dilakukan oleh Themis dan Yayasan Dewi Keadilan Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu berdasarkan perbandingan jumlah Daftar Pemilih Tetap (PVR) dengan jumlah ASN di setiap provinsi.
Tulisan yang diterbitkan Themis berjudul “Peta Potensi Kecurangan ASN pada Pilkada Serentak 2024” menjelaskan peran ASN dalam kecurangan Pilkada Serentak. Dalam makalah tersebut dijelaskan bahwa daerah DPT yang memiliki jumlah ASN banyak biasanya juga memiliki jumlah ASN yang banyak.
Dari informasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa jumlah ASN yang banyak dapat menyebabkan pelanggaran netralitas yang lebih serius. Selain menggunakan suara ASN dalam mencoblos, mereka juga terbiasa mengintervensi pilihan massa yang akan mempengaruhi hasil pemilu calon yang didukungnya, sehingga ia menang. “Mereka memainkan peran sentral dalam membuat seseorang memenangkan atau menggulingkan lawan politiknya di bidang tersebut,” kata Hemi.
Pilihan Editor: Partai Komunis Ukraina tidak akan berkontribusi pada kampanye “Kotak Kosong” pada Pilkada 2024
Share this content:
Post Comment