Pansus Haji Sebut Temuan di Arab Saudi Kuatkan Indikasi Pelanggaran


Kabar Indonesia, Jakarta – Wakil Ketua Panitia Khusus Penyelidikan Haji atau Panitia Khusus Haji Marwan Dasopang mengatakan, temuan di Arab Saudi mendukung berbagai temuan kejanggalan penyelenggaraan ibadah haji 2024. Dia mengatakan tidak ada lagi penyelidikan terhadap penyalahgunaan kuota. yaitu mengenai masalah pelayanan.

Pelayanan di Armuzn dan tempat ibadah haji di Arab Saudi, kata Marwan Laju pada hari Selasa, 17 September 2024

Dijelaskannya, Panitia Haji Khusus tidak dapat bertemu dengan jamaah Motavifa untuk Southeast Assistance Countries Co. (Masharik) atau pedagang yang mengurus jemaah haji Indonesia. Sejak awal, kata Marwan, Masharik menjawab akan dengan senang hati menerima kedatangan Pansus.

“Ada suratnya, tapi ada surat kedua yang harus disertai KUH (Kantor Urusan Haji). Huruf ketiga tidak diperbolehkan Menteri Haji,” kata Marwan.

Namun Pansus mendapat masukan bahwa Arab Saudi memang menyiapkan area tenda di Mina tergantung jumlah jamaah sehingga tidak perlu terjadi kerumunan. Menurut dia, jika Indonesia mendapat tambahan 20 ribu atau 10 ribu jemaah dengan mengkonversi jemaah haji reguler menjadi Haji Plus, maka ketersediaan ruang bisa ditingkatkan. Namun peluang tersebut tidak dimanfaatkan.

“Nah, itu yang membuat jemaah ramai, ramai sekali. Ada (peluang menambah ruang) kalau bayar dimuka, tapi tidak dipakai,” kata Marwan.

Menurut Marwan, pemeriksaan di Arab Saudi menemukan kepadatan tenda tersebut karena sebelumnya jamaah diperkirakan akan menginap di hotel dan bukan di Mina. “Ternyata kami mendapat tanggapan samar dari KUH di Arab Saudi. Menurut perkiraan mereka, umat paroki tersebut bukan menginap di Mina, melainkan di sebuah hotel di kawasan Jamarat. Jadi buat apa lagi mereka menyewa tempat,” ujarnya.

Dia menjelaskan, menurut perhitungan dan prosedur di sana, memang banyak terjadi penipuan. Namun, kata dia, Panitia Khusus Haji tidak bisa menyelidiki lebih lanjut karena Arab Saudi tidak bisa melakukan intervensi.

Periklanan

“Tetapi tanda-tandanya telah ditemukan. Ini hasil yang kami terima, yang selama ini diberitakan banyak jemaah kami yang tidak terlayani dengan baik, khususnya di Mina,” kata Marwan.

Tim Pansus Haji terbang ke Arab Saudi pada 11 September 2024. Investigasi dilakukan hingga 14 September.

“Kami sedikit terlambat karena pertemuan dengan Masharik tertunda. Sekitar tiga hari. (Tanggalnya) 12, 13, 14,” kata Marwan.

Persoalan pelayanan ini menjadi salah satu permasalahan utama dalam penyelenggaraan ibadah haji 2024 yang pelaksanaannya menjadi tugas Panitia Khusus Haji. Pansus ini dibentuk untuk mengusut dugaan penyimpangan haji tahun ini. Mulai dari pengalihan kuota haji, jual beli kuota, hingga pelayanan di Arab Saudi yang dinilai kurang memadai.

Sejauh ini, Panitia Khusus Haji telah memanggil sejumlah pihak untuk dimintai keterangan, termasuk Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Kementerian Agama. Namun Menteri Agama Yakut Cholil Kumas tidak memberikan keterangan apa pun. Agenda pertemuan yang direncanakan hari ini ditunda karena Yakut masih berada di Arab Saudi.

Pilihan Redaksi: Rapat Pansus Haji dengan Agenda Sidang Yakut Besok Dibatalkan


Share this content:

Post Comment

You May Have Missed