OPM Klaim Ada Operasi Militer Indonesia untuk Bebaskan Pilot Susi Air
Kabar Indonesia, Jakarta – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan TNI berupaya melakukan operasi militer untuk membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Mertens yang disandera kelompok pimpinan Egian Kogei. Menurut dia, operasi militer tersebut terjadi pada Kamis, 19 September 2024.
“Tentara Indonesia telah mengerahkan pasukan dan menambah perlengkapan militer berupa tank dan senjata,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat, 20 September 2024.
Ia mengatakan, operasi militer dan distribusi pasukan dilakukan melalui udara. Sebby mengatakan timnya melihat helikopter militer memasuki kawasan Mbua, Nduga, Papua.
“Dari pagi hingga sore, TNI menggencarkan operasi udara di wilayah sipil mulai dari Mbua hingga Alguru,” ujarnya.
Menurutnya, operasi militer Indonesia ini dilakukan sebagai misi pembebasan pilot dari Selandia Baru. Bahkan, kata dia, kelompok kriminal bersenjata tersebut sempat meminta pemerintah Indonesia menghentikan operasi militer dari udara.
“Pemerintah Indonesia akan segera menghentikan operasi militer di Nduga dan seluruh wilayah Papua,” kata Sebbi.
Ia mengatakan keselamatan Philip Mark yang disandera kelompoknya akan terancam jika pemerintah Indonesia mengabaikan permintaannya. Sebab, klaim Sebby, kelompoknya ingin membebaskan pilot Susi Air yang mereka sandera atas dasar kemanusiaan.
“Kapten Philip Mark akan dibebaskan demi kemanusiaan dan hal ini harus didukung oleh pemerintah Indonesia tanpa protes,” ujarnya.
Sementara itu, TPNPB-OPM mengumumkan usulan pelepasan pilot Susi Air. Tawaran pelepasan Philip Marc Mertens diumumkan pada Selasa 17 September 2024.
Namun belum jelas usulan kapan dan di mana pilot Susi Air tersebut akan dilepasliarkan. Dia mengatakan usulan tersebut telah disampaikan kepada pemerintah Indonesia dan Selandia Baru melalui kelompok mediator.
Periklanan
Sebby mengatakan pemerintah Selandia Baru telah menerima dan menyetujui usulan pembebasan warganya yang disandera. Sementara itu, kata dia, belum ada tanggapan dari pemerintah Indonesia terhadap usulan pelepasan tersebut.
TNI keberatan dengan pernyataan Sebby
Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia atau Kapuspen TNI Mayjen Hariyanto membantah klaim Organisasi Papua Merdeka (OPM) terkait operasi militer TNI-Polri untuk membebaskan pilot Susi Air Philip Marc Mertens. Dia mengatakan tidak ada pasukan atau operasi khusus yang terlibat dalam misi pembebasan pilot dari Selandia Baru.
“Sejauh ini belum ada operasi militer khusus yang dilakukan,” ujarnya, Jumat, 20 September 2024.
Ia mengatakan, kehadiran aparat keamanan TNI-Polri di wilayah Papua, khususnya di Nduga, merupakan tugas lain yang tidak ada kaitannya dengan misi pembebasan pilot tersebut. Kehadiran TNI-Polri di wilayah Papua dimaksudkan untuk membantu pemerintah meningkatkan pembangunan, perekonomian, dan kesejahteraan masyarakat setempat, ujarnya.
“Dan juga menjaga kepatutan daerah dan menjamin keselamatan masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat,” ujarnya.
TNI-Polri, menurut Hariyanto, ingin memastikan OPM tidak melecehkan atau mengintimidasi warga sipil. Sebab, kata dia, intervensi OPM yang tidak sesuai dengan tuntutan pemerintah Indonesia membuat penghidupan masyarakat di beberapa wilayah Papua menjadi tidak normal.
Termasuk Kabupaten Nduga yang masyarakatnya selalu hidup dengan pelecehan, intimidasi, dan penafsiran keliru yang dilakukan OPM hingga memaksa aparat keluar, ujarnya.
Dia mengatakan, aparat keamanan TNI-Polri tetap mengedepankan upaya perdamaian dalam perundingan dengan kelompok kriminal bersenjata. Hariyanto mengatakan, upaya damai ini dilakukan untuk membebaskan Philip Mark yang disandera sejak Februari 2023.
Pilihan Editor: TNI Pertanyakan Alasan Kemanusiaan TPNPB-OPM di Balik Rencana Pelepasan Pilot Susi Air
Share this content:
Post Comment