Mayor Jenderal TNI (Purn) Dr. Hasanuddin, SIP, MM : Mengefektifkan Pelayanan Kesehatan NTB
INFORMASI NASIONAL – Masalah stunting, kematian ibu dan anak masih menjadi masalah kesehatan utama di Nusa Tenggara Barat (WNT). Pemerintah provinsi terus melakukan intervensi untuk menurunkan angka kejadian gangguan tumbuh kembang pada anak. Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan layanan kesehatan yang efektif dan program terkait.
“Kesehatan merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Jadi ini adalah kebutuhan dasar. Implementasi sila kelima Pancasila – keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Saya mohon dukungan semua pihak. “Mari kita lanjutkan kerja baik di bidang ini,” kata Plt Gubernur NTB Mayjen TNI (Purn) Dr. Hasanuddin, SIP, MM.
Pada tahun 2023, NTB mampu menurunkan angka stunting secara tajam hingga mencapai 8,1 persen. Tahun ini, pemerintah provinsi berharap dapat mencapai target penurunan angka stunting sebesar 14 persen. Untuk mencapai tujuan tersebut, Hasanuddin menekankan perlunya pendekatan komprehensif dan terpadu yang melibatkan berbagai sektor. Termasuk mendorong terciptanya ekosistem yang memungkinkan setiap anak di NTB dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
“Model ini mencakup pendekatan multisektoral yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat. Kita tidak bisa bekerja sendiri; kolaborasi lintas sektor sangatlah penting. “Setiap departemen dan lembaga harus memahami perannya dalam peta besar penurunan stunting,” kata Hasanuddin yang pernah menjabat Pj Gubernur Sumut.
Untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, Hasanuddin menjelaskan, Dinas Kesehatan NTB antara lain memberikan pelatihan terakreditasi bagi bidan di bidang kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Berbagai lembaga seperti UNICEF dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia NTB terlibat dalam kegiatan ini.
Saat ini angka kematian bayi di NTB sebesar 24,64 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi dan angka kematian ibu merupakan dua indikator penting dalam mengukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM) suatu daerah. IPM NTB akan naik menjadi 72,37 pada tahun 2023, atau naik sekitar 1 persen dari tahun 2022 yang sebesar 71,65.
Periklanan
Pertumbuhan IPM NTB masuk kategori pencapaian tinggi, melebihi rata-rata pertumbuhan IPM nasional sebesar 0,84 persen. Namun IPM NTB secara keseluruhan masih lebih rendah dibandingkan IPM nasional dengan nilai 74,39.
Agar efektif, program pembangunan NTB, menurut Hasanuddin, harus disesuaikan dengan kearifan lokal dan kondisi daerah. Artinya penerapan aturan umum saja tidak cukup. “Peran kepala daerahlah yang menerjemahkan peraturan, dan harus diterjemahkan sesuai dengan kondisi daerah.”
Peran Hasanuddin dalam kepemimpinan NTB, sejumlah kebijakan dan pelaksanaan program kesehatan berhasil dilakukan. Karena itu, ia dinilai layak menerima Penghargaan Kepribadian Kesehatan Masyarakat Indonesia dari Tempo Media Group. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Plt Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Komisaris Jenderal Polisi Tomsi Thohir di Jakarta pada Selasa, 10 September 2024.
“Saya mengucapkan syukur dan syukur kepada Yang Maha Kuasa atas rasa syukur yang ditunjukkan. “Semua ini tentunya untuk mendukung dan memotivasi kami agar bisa berbuat lebih baik lagi untuk warga NTB,” kata Hasanuddin.
Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk. Arif Zulkifli mengatakan, pemerintah daerah adalah garda terdepan yang bersentuhan langsung dengan permasalahan nyata masyarakat. Merekalah yang bisa merespon keluhan warga dan mencari solusi atas permasalahan yang muncul. “Kita melihat nama-nama besar yang bekerja keras dan tentunya patut mendapat pengakuan,” kata Arif.
Share this content:
Post Comment