LMS Pamong Desa Tingkatkan Kapasitas Aparatur Desa Secara Digital
INFORMASI NASIONAL – Direktur Jenderal (Dirgen) Bidang Pembangunan Pemerintahan Desa (Pemdes) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagry) La Oda Ahmad P. Bolombo mengatakan, Learning Management System (LMS) Pamong Desa diluncurkan sebagai sebuah inovasi yang bertujuan untuk memperkuat sistem digital kapasitas aparat desa di Indonesia. Sistem ini bertujuan untuk mengatasi tantangan pelatihan dan pengembangan kapasitas aparat desa di 75.265 desa yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pada Rakornas Penguatan Implementasi dan Keberlanjutan LMS Aparatur Sipil Desa yang digelar di Hotel Sultan Jakarta, Selasa 15 Oktober 2024, La Od menegaskan, LMS Aparatur Sipil Desa memungkinkan aparatur desa belajar dan menerapkannya. berpartisipasi dalam pelatihan kapan saja dan dari mana saja, asalkan Anda terhubung ke Internet. “LMS Aparat Desa merupakan platform digital interaktif yang memungkinkan perangkat desa mengakses materi pelatihan yang dirancang khusus untuk meningkatkan kompetensinya, baik dalam pengelolaan desa maupun literasi digital,” ujarnya.
Sistem pendidikan tradisional atau tatap muka dinilai tidak mampu menjangkau seluruh desa di Indonesia karena keterbatasan sumber daya dan waktu. Oleh karena itu, LMS Pamong Desa memberikan solusi digital untuk mengatasi kendala tersebut. La Aude menemukan bahwa metode pengajaran tradisional memakan waktu dan mahal serta tidak efektif bila diterapkan pada skala nasional.
“Karena banyaknya desa yang tersebar di berbagai wilayah, pendidikan tatap muka menjadi kurang efektif. “LMS ini menjawab tantangan tersebut dengan memberikan akses pelatihan yang lebih mudah dan luas sehingga perangkat desa tidak harus meninggalkan tugasnya di desa,” tambahnya.
Sistem Manajemen Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Perdesaan dilengkapi dengan lebih dari 3.800 materi pelatihan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pejabat pedesaan. Materi-materi tersebut mencakup berbagai topik mulai dari tata kelola pedesaan, pengelolaan keuangan pedesaan hingga literasi digital yang sangat penting di era transformasi digital saat ini. Selain itu, sistem ini juga dilengkapi dengan fungsi monitoring yang memungkinkan pelatihan dinilai mulai dari tahap pra pelaksanaan, pelaksanaan hingga pasca pelatihan.
Periklanan
“Kami bisa memantau perkembangan sebelum dan sesudah latihan. “Ini merupakan keunggulan LMS karena kami dapat menjamin efektivitas pelatihan dan sejauh mana manfaat pelatihan bagi aparat desa,” kata La Aude.
Hingga saat ini, rencananya akan mencakup 40.000 desa LMS dengan lebih dari 80.000 peserta. Dirjen Bina Pemerintahan Desa juga menambahkan bahwa sosialisasi mengenai LMS ini dilakukan secara bertahap, antara lain dalam hal regulasi dan pelatihan bagi para pelatih yang akan mendampingi perangkat desa dalam menggunakan sistem ini.
Salah satu tujuan utama LMS Aparatur Sipil Negara perdesaan adalah untuk meningkatkan literasi digital aparatur desa agar dapat mengelola desa dengan lebih efisien dan sejalan dengan kemajuan teknologi. “Selain meningkatkan kompetensi pengelolaan desa, LMS ini juga membekali perangkat desa dengan keterampilan digital yang sangat membantu mereka dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di era digital,” imbuhnya.
La Aude juga mengajak pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung penuh pelaksanaan LMS pelayanan publik desa. Kami berharap dengan dukungan yang kuat, serta penyediaan akses Internet yang lebih adil, Sistem Manajemen Pembelajaran Pelayanan Publik Perdesaan dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi keterbatasan pelatihan konvensional dan memastikan pemerintah desa lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
Share this content:
Post Comment