Dubes Turki Bicara Perkembangan Ilmu Pengetahuan Modern


memuat…

Duta Besar Republik Turki untuk Indonesia Yang Mulia Talip Küçükkan menjadi keynote speaker pada seminar internasional di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Foto/Ist

JAKARTA – Duta Besar (Duta Besar) Republik Turki dari Indonesia, Yang Mulia Talip Küçükkan menjadi pembicara utama pada seminar internasional bertajuk “Peran Dakwah dan Ilmu Pengetahuan Modern di Masa Depan Islam: Pelajaran dari Turki, Indonesia dan Malaysia.” Seminar ini diselenggarakan oleh Yayasan Hairat Indonesia bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Panggilan dan Komunikasi Malaysia UIN Sarif Hidayatullah Jakarta.

Seminar yang digelar di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis (26 September 2024) ini bertujuan untuk menggali dan mendiskusikan hubungan antara ilmu pengetahuan modern dan pemikiran Islam, dengan fokus pada bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan saat ini mempengaruhi kehidupan. perkembangan Islam di Turki, Indonesia dan Malaysia. Lebih dari 1.000 peserta antusias mengikuti rangkaian acara hingga akhir.

Acara juga dimeriahkan oleh penampilan tari Pasambahan oleh Keluarga Mahasiswa Minangkabau (SMF) Chiputat dan penampilan akustik Kontras UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Acara tersebut juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Panggilan dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Gan Gan Heryanto, M.C.

WhatsApp%20Image%202024-09-28%20at%2009.31.13%20(1) Dubes Turki Bicara Perkembangan Ilmu Pengetahuan Modern

Sesi talkshow dipandu oleh Presiden Khairat Indonesia, Dr. Celal Akar, perwakilan Hayrat Foundation di Turki di Malaysia Mohd. Mikrodistrik Syafik Shafii, M.D., M.A. dan Guru Besar Fakultas Ilmu Panggilan dan Komunikasi UIN Sarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr.Andy M.Faisal Bakti, MA

WhatsApp%20Image%202024-09-28%20at%2009.31.13 Dubes Turki Bicara Perkembangan Ilmu Pengetahuan Modern

Duta Besar Turki Talip Kucukcan mengatakan, saat ini banyak masyarakat yang meyakini agama dan sains tidak bisa disatukan, dunia seakan terbagi menjadi dua sisi: sekuler dan religius. Menurutnya, sejak turunnya wahyu pertama, Islam telah mengajarkan pentingnya berfikir dan berilmu.

Ia juga menekankan pentingnya pendekatan kritis terhadap sejarah sebagai bukti bahwa agama dan sains selalu menjadi satu dalam Islam. “Islam adalah kekuatan pemersatu yang mendamaikan perbedaan dan menjadi landasan terciptanya perdamaian global,” ujarnya.

Dalam talkshow tersebut, Prof. Andi M. Faisal Bakti, M.A., mengatakan Islam telah berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia, mulai dari masa keemasan Islam hingga pengaruhnya terhadap ilmu pengetahuan modern. Dijelaskannya, Islam selalu mendukung perkembangan ilmu pengetahuan.

Sementara itu, Celal Akar menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dalam pendidikan Islam, karena pendidikan yang seimbang antara keduanya dapat menjadi kunci berkembangnya dunia Islam. Ia mengingat kembali pandangan Said Nursi tentang reformasi pendidikan bahwa pendidikan bertujuan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh ilmu pengetahuan modern sekaligus menanamkan dalam diri mereka nilai-nilai Islam.

Mikrodistrik Syafik Syafii memaparkan gambaran penerapan integrasi agama dan sains di Malaysia, yaitu sistem pendidikan di University of Science Islam Malaysia (USIM) dan International Islamic University Malaysia (IIUM).

Oleh karena itu, Dr. Gong Gong Heryanto, M.S., dalam sambutannya menyampaikan bahwa pertemuan Indonesia, Turki dan Malaysia pada seminar ini melambangkan pentingnya pertukaran budaya dalam penafsiran dakwah di zaman modern. Ia berharap hal ini dapat diikuti dengan program kerja sama antara Turki, Indonesia, dan Malaysia.

(rka)

Share this content:

Post Comment

You May Have Missed