Ditanya Isu Prabowo Mau Bentuk 44 Kementerian, Jokowi: Kok, Ditanyakan ke Saya?
Kabar Indonesia, Jakarta – Presiden Joko Widodo enggan mengomentari rencana Presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk 44 kementerian pada Pilpres 2024. Jokowi meminta wartawan bertanya langsung kepada Menteri Pertahanan mengenai hal tersebut.
“Presiden terpilih bertanya. Mengapa kamu bertanya padaku? kata Jokowi saat memberikan keterangan pers di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Kamis, 26 September 2024, seperti dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Menurut Jokowi, persoalan jumlah kementerian merupakan hak prerogratif presiden terpilih. “Karena rakyat memberinya amanah, amanah,” ujarnya.
Rencana Prabowo membentuk kabinet tebal diberitakan di Majalah Tempo edisi 22 September 2024. Sejumlah sumber yang mengetahui pembahasan nomenklatur menteri menyebutkan kemungkinan besar Prabowo akan memiliki 44 bawahan di kabinetnya. Jumlah ini naik dari 34 kementerian di bawah kepemimpinan Jokowi.
Dari 44 kementerian, enam kementerian koordinator atau ada tambahan dua jabatan dibandingkan pemerintahan Jokowi. Selain kemungkinan penambahan, nama kementerian koordinator juga bisa berubah. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bisa saja berganti nama menjadi Kementerian Koordinator Pengolahan dan Investasi.
Prabowo juga berencana memecah Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan menjadi Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan dan Kementerian Koordinator Kehakiman. Ia tetap mempertahankan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, serta Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Ia juga membentuk Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Daerah.
Sejumlah sumber yang terlibat dalam persiapan kabinet menyebut yang diprioritaskan di Kementerian Koordinator adalah Ketua Umum Partai Prabowo-Gibran. Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasko Ahmad tak membantah maupun membenarkan informasi penambahan jumlah koordinator tersebut. “Masih dinamis,” kata ketua tim sinkronisasi.
Pemisahan beberapa kementerian teknis juga diperkirakan terjadi. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi akan dibagi menjadi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi. Direktorat Jenderal Kebudayaan akan menjadi bagian dari Kementerian Pariwisata yang nantinya menjadi Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan. Prabowo juga akan membentuk Badan Ekonomi Kreatif tersendiri di bawah Kementerian Pariwisata.
Periklanan
Adik laki-laki Prabowo, Hashim Jojohadikusumo, sebelumnya juga mengatakan, Prabowo akan membagi Kementerian PUPR menjadi Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat.
Sementara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi akan dipecah menjadi Kementerian Desa dan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Nantinya, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup dipecah menjadi Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup. Hal ini mengingatkan pada nomenklatur era Presiden Soeharto, ketika ekonom UI Profesor Emil Salim menjabat Menteri Lingkungan Hidup pada tahun 1978-1983.
Prabowo juga akan menjadikan Kementerian BUMN sebagai perusahaan induk bagi perusahaan seperti Temasek di Singapura.
Kementerian BUMN baru dibentuk pada tahun 1998, pada periode terakhir pemerintahan Soeharto yang mengundurkan diri pada Mei 1998. Setelah itu, kabinet Presiden B.J. Habibie tetap berada di bawah menterinya Tanry Abeng, mantan menteri.
Selanjutnya, kementerian ini tetap dipertahankan hingga munculnya pemerintahan Presiden Jokowi pada tahun 2014–2024. Kementerian BUMN sebelumnya merupakan unit operasi lapis kedua Kementerian Keuangan (1973–1993), yang kemudian menjadi unit operasi lapis pertama (1993–1998).
Tim Majalah Tempo dan Yudono Yanuar berkontribusi dalam artikel ini.
Share this content:
Post Comment