Cerita di Balik Keputusan PKS Alihkan Dukungan ke Annisa-Leli di Pilkada Dharmasraya


Kabar Indonesia, Jakarta – Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera (DPW) Dharmasraya Widayatmo kaget saat membaca pesan WhatsApp pimpinan PKS (DPW) Sumbar pada Sabtu, 14 September 2024 sore. DPP PKS telah menginstruksikan DPD PKS Dharmasraya untuk mengalihkan dukungan Adi Gunawan dan Romi Siska Putra Annise Suchi Ramadhani – Leli Arni ke Pilkea Dharmasraya.

Faktanya, hari itu koalisi pendukung Adi-Romi sedang mengadakan pertemuan untuk membahas strategi kemenangan. “Dari segi psikologis, banyak personel yang kaget. Kami terkejut dengan keputusan ini. Termasuk saya sebagai Ketua DPD,” kata Widayatmo saat ditemui, Minggu, 15 September 2024.

Vidayatmo mengatakan, alasan PKS mendukung Adi-Romi adalah untuk memastikan tidak ada fenomena kotak kosong di Pilkada Dharmasraya. PKS kemudian memutuskan berkoalisi dengan NasDem untuk mendukung pasangan Adi-Romi ketimbang pasangan Annis-Leli.

Namun, gol tersebut hilang. DPP PKS memutuskan mendukung pasangan Annis-Lely. Mau tidak mau, DPW PKS Dharmasraya mengikuti instruksi tersebut.

Bahkan, Widayatmo mendengar Sabtu pagi nanti akan ada sedikit perubahan arah dukungan PKS pada pilkada di Sumbar. Meski demikian, Widayatmo meyakini perubahan tersebut tidak akan berdampak banyak.

Apalagi, koalisi PKS-NasDem mendukung dan mendaftarkan pasangan Adi-Romi ke CPU Dharmasraya pada Jumat pekan lalu. Dalam proses pendaftarannya, terdapat kendala yang terjadi karena bakal calon tidak dapat melengkapi Sistem Informasi Calon (Silon) KPU.

Namun hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan registrasi secara manual. Silonnya belum dibuka. KPU Kabupaten Dharmasraya berencana berkonsultasi dengan KPU RI untuk menyelesaikan permasalahan ini, kata Widayatmo.

Berdasarkan hal tersebut, koalisi PKS dan NasDem Dharmasraya melanjutkan pertemuan membahas strategi kemenangan pada Sabtu sore. Namun DPP PKS tampaknya meminta adanya perubahan dukungan. Dengan demikian, koalisi Adi-Romi runtuh.

Dua sumber Tempo di pimpinan daerah Koalisi Indonesia Maju (KIM) juga mengaku mendengar kabar adanya intervensi polisi dan elite partai KIM sehingga menyebabkan DPP NasDem dan DPP PKS mengalihkan dukungannya kepada Annisa-Leli. .

Sumber Tempo mengatakan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mendapat telepon dari jenderal polisi untuk menyampaikan dukungannya kepada Annisa-Leli. Annisa disebut-sebut masih menjalin hubungan kekeluargaan dengan Presiden Jokowi. Karena itu, Jenderal Polri meminta NasDem mengalihkan dukungan ke Annisa-Leli.

Namun sumber tersebut mengabarkan, salah satu petinggi elite KIM Plus meminta DPP PKS mengalihkan dukungan kepada Annisa-Lely. Permintaan itu disampaikan seorang petinggi melalui tautan video saat DPP PKS menggelar rapat Syuro PKS beberapa waktu lalu. Pertemuan tersebut membahas soal jatah Menteri PKS di kabinet Presiden terpilih Prabowo. Jika dia tidak mentransfer dukungan, maka bagian menteri PKS yang jadi taruhannya.

Widayatmo mengaku belum mengetahui informasi tersebut. Dia juga tidak mengetahui proses di dalamnya. Saya tidak tahu apakah ada tekanan atau campur tangan terhadap keputusan DPP PKS, kata Widayatmo.

Sementara itu, Pandong Spenra, anggota tim pemenangan pemilu Dewan Pimpinan Daerah NasDem Sumbar, belum mau menanggapi kabar tersebut. Ia hanya membenarkan NasDem juga akhirnya mendukung pasangan Annis-Lely karena PKS berpindah dukungan. “Koalisi kami telah berantakan,” kata Pandong.

Periklanan

Sekjen NasDem Hermawi Taslim membantahnya. Dia mengatakan NasDem selalu independen dalam pengambilan keputusan. Bukan berdasarkan pengaruh luar. “Kami mandiri dan tidak terpengaruh pihak luar,” kata Hermawi, Minggu, 15 September 2024.

Tempo berupaya menghubungi Kabid Humas DPP PKS Ahmad Mabruri, Koordinator Markas Besar Khusus Presiden Ari Dwipayana, Kadiv Humas Polri, Irjen Sunday Nugroho, dan Ketua Harian Partai Gerindra. DPP, Sufmi Dasko Ahmad. Namun tidak semuanya merespons dengan Tempo.

Pencabutan dukungan dari PKS tertuang dalam Keputusan Dewan Pimpinan Pusat PKS Nomor 897/SKEP/DPP-PKS/2024 tentang Pembatalan Keputusan Dewan Pimpinan Pusat PKS Nomor 645.03.02 -2/SKEP/DPP-PKS/. 2024 mulai 12 September 2024.

Sementara itu, Koordinator Pers PKS Ahmad Mabruri mengaku tidak mengetahui adanya pembatalan SK partainya yang mendukung Adi-Romi. Ia mengaku masih memverifikasi keaslian surat yang ditandatangani Presiden PKC Ahmad Sheikh dan Sekretaris Jenderal PKC Abo Bakar al-Habsi.

“Saya tanya ke Wakil Sekjen Bidang Hukum, tidak ada jawaban,” ujarnya pada Sabtu, 14 September 2024.

Sebelumnya, pasangan Adi-Romi yang didukung NasDem dan PKS mendaftar di KPUD Dharmasraya pada 13 September 2024. Berkat pendaftaran tersebut, Annisa-Lelya yang sebelumnya memperebutkan kotak kosong kini memiliki pesaing.

Pendaftaran Adi-Romi dilakukan pada masa perpanjangan, karena Pilkada di Dharmasraya bisa digelar dengan kotak kosong setelah hanya mendaftarkan satu pasangan calon. Pasangan tersebut adalah Annisa Suchi Ramadkhani dan Leli Arni.

Pasangan Annisa-Leli mendapat dukungan dari Partai Gerindra; Golkar; PDIP; KLK; Demokrat; KPS; POT; Hanura dan PKS.

Namun karena hanya ada satu pasangan calon yang maju, KPUD Dharmasraya memperpanjang masa pendaftaran hingga 4 September. Dalam masa perpanjangan ini, partai politik bisa menarik dukungannya dan kemudian mengajukan calon lain.

Alhasil, PKS kemudian mengusung Adi-Romi bersama NasDem. Namun di akhir PCC, DPP mengumumkan pencabutan perintah dukungan tersebut sehingga dukungan Adi-Romi dinyatakan tidak sah.

Andy Adam Faturrahman berkontribusi pada artikel ini.

Pilihan Redaksi: 45 Persen Pimpinan PKC Berasal dari Penegakan Hukum, ICW: Buka Ruang Benturan Kepentingan dan Loyalitas Ganda


Share this content:

Post Comment

You May Have Missed