Anggota Apdesi Laporkan Said Didu ke Polisi Setelah Sering Kritik PSN PIK 2, Berikut Profil Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia


Kabar Indonesia, Jakarta -Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Desa (Apdesi) Surtha Wijaya mengatakan pihaknya berkomitmen menyikapi dugaan penyebaran berita bohong yang dilakukan Muhammad Said Didu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN periode 2005-2010, melalui pendekatan konsultatif.

“Jika setelah laporan dan penyelidikan ini ada mediasi dengan Pak Said Didu, maka saya menyambutnya dengan tangan terbuka. Saya tidak akan berhenti berkomunikasi,” kata Ketua Umum Apdesi Surta Wijaya di Tangerang, Selasa, seperti dikutip Antara. .

Surta berharap situasi kerusuhan di Pantai Utara (Pantura) Kabupaten Tangerang dapat diselesaikan melalui dialog. Ia bahkan berjanji akan mencabut laporan polisi terhadap Said Didu jika mediasi atau komunikasi berhasil.

“Kami tidak secara apriori menentang kritik, karena ini dikendalikan oleh tokoh-tokoh nasional. Saya tidak ingin terpecah antara orang-orang di utara dan orang-orang yang tidak tahu,” katanya.

Sebagai warga asli Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Surta mengatakan pendekatan konsultatif antara Apdesi dan Said Didu merupakan solusi paling tepat untuk meringankan permasalahan yang menimpa masyarakat.

Sebelumnya, Ketua Kabupaten Tangerang Apdesi Maskota menjelaskan alasan pelaporan Muhammad Said Didu ke pihak berwajib. Laporan tersebut terkait dugaan Said Didu yang menyatakan Apdesi terlibat dalam pengadaan tanah Proyek Strategis Nasional (PSN) di Pantai Indah Kapuk (PIK 2).

“Basis kami (kepala desa, lembaga, ormas, dan tokoh masyarakat) memberi tahu Said Didu, yaitu pertama, kepala desa dituduh memaksa warga menjual tanah kepada pengembang, dan kedua, melakukan penggusuran warga masyarakat secara sewenang-wenang dan tidak manusiawi. kata Maskota dalam pesannya. keterangannya, Selasa 19 November 2024

Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan hasil musyawarah nasional yang dilaksanakan pada tanggal 10 hingga 12 Agustus 2016 di Bandar Lampung.

Dengan kantor di Jalan BDN Raya No.1. 6, Chipete, Chilandak, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Apdesi mempunyai jangkauan yang luas dan terdaftar sebagai organisasi kepala desa dan perangkat desa, baik yang masih aktif maupun pensiunan.

Peran Apdesi tidak hanya sebagai wadah para kepala desa, namun juga sebagai penambah kelembagaan yang fokus pada pengembangan organisasi dan peningkatan kesejahteraan anggotanya.

Sebagai mitra pemerintah, Apdesi berkontribusi dalam mendukung pelaksanaan program dan kebijakan yang ditujukan untuk pembangunan desa, khususnya dengan memperkuat pemerintahan desa dan masyarakatnya.

Organisasi ini juga memiliki berbagai kategori anggota, antara lain anggota biasa yang terdiri dari kepala desa dan perangkat desa, anggota khusus yang mempunyai kepedulian khusus terhadap pembangunan pedesaan, dan anggota kehormatan yang meliputi pejabat pemerintah, pengusaha, dan aktivis pembangunan.

Saat ini, Apdesi memiliki cabang di 33 provinsi di Indonesia. Program andalannya, yang dikenal sebagai Pemberdayaan Pedesaan, berfokus pada empat bidang utama:

1. Konsolidasi organisasi

Termasuk meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya manusia, intensifikasi dan digitalisasi pengelolaan organisasi, membangun model kerja sama lintas sektor, serta mengoptimalkan daya tarik sumber daya keuangan.

2. Pengaktifan pengelolaan pemerintahan mandiri pedesaan

Termasuk seminar mengenai pemerintahan pedesaan yang bersih dan berorientasi pada warga, serta pendampingan hukum bagi kepala desa.

3. Pemberdayaan ekonomi perempuan dan pemuda pedesaan

Melalui kegiatan peningkatan kapasitas kewirausahaan dan pendampingan usaha bagi perempuan dan wirausaha muda pedesaan.

4. Mempercepat pendidikan warga dan teknologi pedesaan

Meliputi upaya pemberantasan buta huruf, peningkatan akses pendidikan bagi warga pedesaan dan mengedepankan konsep smart living.

KESADARAN SUKMA KANTI | MICHELLE GABRIELLA | DI ANTARA

Share this content:

Post Comment

You May Have Missed