Alasan Pengamat Sebut Gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon Berbahaya bagi Demokrasi
Kabar Indonesia, Jakarta – Pergerakan Anak Ayah menikam 3 pasang calon Banyak orang telah menggunakan media sosial akhir-akhir ini. Dugaan kampanye tersebut diprakarsai oleh para pendukungnya Adas manis Baswedan mengajak pemilih di Jakarta untuk memilih di tiga kotak suara sekaligus pada Pilgub Jakarta 2024.
Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Praitno, gerakan tersebut berbahaya bagi demokrasi di Indonesia. Ia menilai, aksi memilih tiga pasangan calon (paslon) ini bermula dari gerakan Anak Abah alias pendukung Anies, sebagai wujud kemarahan mereka karena sosok yang mereka dukung tidak ikut serta dalam Pilgub DKI.
“Sebagai gerakan politik, sebagai bentuk kemarahan, tidak ada masalah di sini,” kata Adi di Jakarta, Kamis, 12 September 2024 seperti dikutip Di antara.
Namun, menurutnya kemarahan atau rasa frustrasi tersebut tidak berdasar dan berbahaya bagi demokrasi Indonesia. Oleh karena itu, diharapkan gerakan ini tidak berlanjut hingga pemilihan kepala daerah berlangsung, ujarnya.
Jika gerakan ini terus berlanjut dan meluas hingga masa pemungutan suara pada 27 November 2024, gerakan ini akan berdampak pada legitimasi pemenang Pilgub Jakarta.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Sharif Hidayatullah (UIN) mengatakan, jika seluruh pendukung Anies ikut serta dalam gerakan tersebut, maka persentase suara sah pemenang Pilgub Jakarta akan turun signifikan.
Adi mencontohkan, jika tingkat partisipasi pemilu Jakarta 75 persen dan jumlah pendukung Anies 30 persen, maka maksimal legitimasi pemenang pemilu hanya 45 persen. “Ini berbahaya bagi demokrasi,” tegasnya.
Oleh karena itu Adi berharap ungkapan kemarahan dan kekecewaan pendukung Agnez tidak berlanjut. “Saya berharap gerakan memilih tiga pasangan calon hanya emosi sesaat dan hanya sedikit yang melakukannya,” ujarnya.
Adi mengatakan, selain Komisi Pemilihan Umum (GEC), seluruh penyelenggara pemilu di Jakarta bertugas meyakinkan pemilih Anies bahwa mereka layak dipilih dan mendapat suara sah. Ia menambahkan, ketiga calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta saat ini merupakan sosok yang baik dan berkomitmen untuk menjadikan Jakarta lebih baik.
“Akan lebih baik, meski pemilih Áñez kecewa, memilih di antara tiga pasangan calon. Diperkirakan kinerjanya masih bisa memajukan Jakarta, ujarnya.
Ia pun menilai dari tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang ada, mereka layak untuk dipilih. Tiga pasangan calon yang diharapkan adalah Ridwan Kamil-Suswono, Pramono Anung-Rano Karno, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana (independen).
Selain itu, KPU DKI Jakarta Himbau Masyarakat Tak Pilih…
Share this content:
Post Comment